Kata
pengantar
Puji syukur saya
panjatkan atas kehadhirat Allah SWT ,
karena atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktu dan yang berjudul “politik strategi nasional pada pemilihan 2014 “
makalah ini berisikan tentang visi misi
capres sesuai bidang masing-masing. upaya meningkatkan ketahanan nasional . makalah ini diharapkan dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang bangsa indonesia dalam meningkatkan ketahanan nasional. Saya
menyadari bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak dan pembaca dapat
membantu dalam penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
pekerjaan kita. Amin.
Depok
29 juni 2014
penyusun
Bab 1
Pendahuluan
1.1
latar
belakang
Pemilu
adalah pengejewantahan sistem demokrasi, melalui pemilihan umum rakyat memilih
wakilnya untuk duduk dalam parlemen, dan dalam struktur pemerintahan. Ada
negara yang menyelenggarakan pemilihan umum hanya apabila memilih wakil rakyat
duduk dalam parlemen, akan tetapi adapula negara yang juga menyelenggarakan
pemilihan umum untuk memilih para pejabat tinggi negara. Di tengah masyarakat,
istilah "pemilu" lebih sering merujuk kepada pemilu legislatif dan
pemilu presiden dan wakil presiden yang diadakan setiap 5 tahun sekali. Pemilihan umum di Indonesia
menganut asas "LUBER" yang merupakan
singkatan
dari "Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia". Asal "Luber"
sudah ada sejak zaman Orde Baru. Kemudian di era reformasi berkembang pula asas
"JURDIL" yang merupakan singkatan dari "Jujur dan Adil".
Sedangkan
untuk kesuksesan dalam Pemilu yang akan datang, pendidikan politik harus lebih
di sosialisakan karena, untuk saat ini masyarakat masih memikirkan
keterpopoleran calon dari pada kemampuannya. Dan masyarakat nantinya tidak mau
lagi menerima praktik money politk. Disini kita tidak hanya mengharapkan
dari pihak KPU saja yang memberikan pendidikan politik tetapi bagaimana peran
masyarakat umum yang mengetahui untuk membantu dalam hal ini, begitupun
mahasiswa, mahasiswa yang dikenal sebagai kaum intelektual maka disini
mahasiswa harus selalu membantu mengawasi dan memberikan pendidikan politik
tersebut.
Diharapkan kepada parpol-parpol untuk mengirim kader-kader
terbaik mereka untuk di calonkan menjadi capres, parpol-parpol tidak hanya
mengirimkan orang-orang yang dilihat dari tinggkat kekayaan dan
keterpolaritasannya saja namun juga kader-kader yang berkualitas. Berkualitas
disini bagaimana seorang ini juga memiliki pengetahuan yang luas dan jelas
dalam bidang ekonomi, politik dan pemerintahan.
1.2
Rumusan Masalah
1.
bagaimanakah cara warga indonesia bisa memilih pemimpin yang benar?
2.
Apakah calon presiden akan membuktikan kebenarannya dalam visi misi mereka?
3.
Masalah apa saja yang sering dihadapi dalam pemilihan umum diindonesia?
1.3 Tujuan
Penelitian
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan baru
tentang Politik dan Strategi Nasional Bangsa Indonesia dan meningkatkan
rasa kepedulian pembaca untuk ikut serta dalam membentuk Strategi dan Politik
Nasional yang tepat untuk Bangsa Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan membaca makalah ini, penulis berharap agar pembaca sekalian bisa
lebih memahami tentang strategi dan politik nasional bangsa Indonesia dan dapat
mendapat wawasan yang lebih luas mengenai politik dan strategi nasional dan
dapat menggunakan wawasan tersebut untuk menentukan pilihan yang tepat pada
pemilihan presiden 9 Juli mendatang.
BAB II
PEMBAHASAN
11.bagaimanakah cara warga indonesia bisa memilih pemimpin yang benar
Pemilu 2014 adalah
anti klimak dari akumulasi permasalahan yang sering terjadi akhir-akhir ini.
Luar jawa yang dulu boleh dikata sedikit nurut, kini sudah semakin kritis dalam
menyikapi kebijakan yang di anggap menyimpang lalu berani melawan. Budayawan yang
dulu sangat berbudaya dalam menyampaikan aspirasinya sekarang sudah
terkontaminasi oleh berita media dan berani tampil menggugat lewat argument
politiknya hingga terkesan hilang nilai kebudayaannya. Juga pengusaha-pengusaha
yang sukses pingin mencicipi pil politik dengan cara mendukung atau memajukan
dirinya sendiri sebagai publik politik. Karena merasa didukung akses luar,
punya investasi dan pendukung pragmatis.
Lautan buruh juga tak kalah menakutkan apabila nanti
kebijakkan kesejahteraan juga tak berpihak pada dirinya. Ormas-ormas yang
berhaluan agama saat ini memang lagi diam, tapi deru nafas mereka nanti akan
meraung-meraung lagi dengan menampilkan adegan yang anarkis. Inilah yang kita
harapkan, tiada lain rakyat Indonesia perlu tokoh yang bisa meredam
permasalahan dengan keadilan, meredam kesenjangan dengan kesejateraan juga
meredam perbedaan budaya ras dan agama dengan porsi yang sebenarnya. Namun saat
ini kita hanya dipertontonkan oleh pemain-pemain politik yang tetap
mengutamakan kepentingan partai atau golongan dan yang lebih parah lagi mereka
ini harus membayar hutang pada Bandar hingga kepentingan bangsa ini di
kesampingkan.
Kembali ke pemilu 2014, semoga kita menemukan tokoh
negarawan dan bersatu kembali untuk kkeselamatan serta keutuhan bangsa Indonesia
tercinta.
Jangan pernah sekali-kali
berpikiran untuk Golput (golongan putih) atau tidak memilih. Ingat, satu suara
kita menentukan bangsa dan daerah selama lima tahun yang akan datang. “Jadilah bangsa yang cerdas,
pintar, dan berbudaya
22. Apakah calon presiden akan membuktikan kebenarannya dalam visi misi mereka
Sebagai
rakyat biasa yang kurang begitu mengerti tentang keadaan politik sering di buatbingung.
Banyak wajah yang diusung kurang familiar di mata kami. Untuk memenuhi
kebutuhansehari-hari saja sulit apalagi memikirkan siapa capres pemilu besok.
Mereka ini adalah sasaranempuk dalam meraih suara sebanyak-banyaknya. Seperti
ungkapan habis manis sepahdibuang. Cukup dengan janji mengatasnamakan rakyat
kecil, memberi sumbangan sembako,layanan kesehatan gratis serta membagi-bagikan
uang sudah cukup mengambil hati danmerubah citra mereka di depan rakyat.Kita
tidak butuh aksi penuh kemunafikan tersebut. Dalam pidatonya bukannya
memberikan solusi untuk negara ini malah memprovokasi massanya, tidak jarang
menyindir lawan politiknya padahal dirinya sama saja, itu terjadi di kedua kubu
baik pemerintahan sekarang maupun oposisi. Bila ada salah satu anggota bahkan
ketuanya berbuat salah sekalipun akan dibelah abis-habisan demi nama baik
kelompoknya. Kita harus kritis dalam memilih presiden. Presiden gunakan media
informasi untuk menyampaikan keinginan kita. Hati-hati cara ini bagai pisau bermata
dua, sebab banyak pihak akan memanfaatkannya demi keuntungan pribadi. Berikut kriteria
ideal presiden kita
1. Berketuhanan Beragama belum tentu
berketuhanan.Orang yang berketuhanan mampu mengontrol tindak-tanduk, cara
berbicara, cara berpikir dan mengamalkan semua ajaranNya. Membawa kedamaian dan
cinta kasih bagi sesama. Tuhan hanya mengajarkan kebaikan. Kedekatannya dengan
Tuhan memberi keseimbangan antara jiwa dan raga. Semua pekerjaan dilakukan
penuh integritas.
2. Dapat dipercaya Ucapan selaras
dengan tindakan Janji tidak hanya sekedar janji tapi disertai bukti. Bukti
berupa visi misi yang tertuang dalam bentuk progam-progam terencana lengkap
untuk diaplikasikan serta transparan dalam pelaksanaanya.
3. Menginspirasi Bekerja keras, disiplin tinggi
dan pantang menyerah meraih tujuan. Membuktikan pada rakyat dia pantas
menduduki jabatan ini. Presiden dan seluruh elemen baik pemerintah maupun
masyarakat mensinkronkan mimpi mereka serta bersatu padu dalam mewujudkannya.
Jika kita bangsa Indonesia mempunyai mimpi yang sama, rintangan apapun tidak
akan menjadi persoalan. Presiden juga senantiasa memotivasi pada semua untuk mengerahkan
kemampuan terbaik dalam bidang apapun yang ditekuni.
4. Cermat Punya kemampuan memilih The right man
for the right place. Menteri sebagai pembantu presiden harus kompeten pada
tugasnya msing-masing. Hal ini butuh kejelian presiden saat memilihnya.
Memahami pola sebab akibat pada keputusan yang diambi karena menyangkut
kepentingn luas. Semua informasi yang diterima dicek terlebih dahulu kalau
perlu dilakukan investigasi mendalam. Mendengar dari semua sisi. Selalu bersikap
awas.
4.
5. Berwawasan luas Diperlukan pemahaman khusus untuk
mengerti topik yang terus berkembang. Hal ini menghindari dirinya dimanipulasi
oleh suatu pihak atau mencegah masuk perangkap lawan. Pentingnya berpikir
outside of the box.
6. Berpikir terbuka Tidak kaku menerima pendapat
orang lain. Selain ide lebih bervariatif, semua orang jadi merasa ikut ambil
bagian dalam membuat keputusan dan mempererat tali persaudaraan.
7. Merakyat Terjun langsung dan
berinteraksi dengan rakyat. Melihat dengan mata kepala sendiri kondisi nyata di
lapangan. Mendengar aspirasi mereka. Tidak merasa superior karena apalah arti
presiden jika tidak mendapat dukungan dari rakyat. Merasa senasib dan
sepenanggungan dengan mereka, susah senang di angkat bersama-sama.
8. Rasa nasionalisme Budaya adalah identitas
bangsa di mata dunia maka wajib dilestarikan. Setiap daerah diberi kewenangan
mengembangkan budayanya sendiri. Berbahasa Indonesia yang baik dan benar karena
itu adalah bahasa persatuan. Menanamkan rasa cinta dan bangga pada tanah air Indonesia
pada dirinya sendiri dan semua rakyat.
9. Mempunyai landasan Landasan negara
kita adalah UUD 1945 dan Pancasila. Ideologi tersebut yang digunakan untuk memimpin
negara ini. Tanpa landasan, presiden akan mudah disusupi oleh ideologi luar
yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
10. Adil Indonesia merupakan negara hukum. Siapa
melanggar harus ditindak tegas tidak peduli dia dari golongan mana. Tidak
pernah mengistimewakan pihak tertentu yang akan menimbulkan kecemburuan.
Pelaksanaan seimbang antara hak dan kewajiban. Mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat. Contohnya, pembangunan jangan hanya di kota-kota besar saja
tapi seluruh wilayah Indonesia sehingga tidak terjadi penumpukan kepadatan. Hal
ini berlaku juga untuk aliran dana.
10.
3. Masalah apa saja yang sering dihadapi dalam pemilihan umum diindonesia
1. Politik Uang
Ini bisa berupa serangan fajar,
kunjungan malam hari atau dibayar setelah mencoblos di TPS. Sebaiknya bila Anda
mendapat iming-iming uang ditolak saja. Bila nanti ada yang melaporkan, maka
baik pemberi maupun penerima bisa kena sanksi hukum. Sebaliknya juga ketika
Anda melihat praktek politik uang, laporkan ke Panwaslu di TPS/Kelurahan. Kalau
Anda suka mengutuk anggota DPR, pejabat pemerintahan yang korupsi di televisi,
maka jangan ikut-ikutan seperti mereka.
2. Tidak Terima Surat Undangan
Kalau Anda punya KTP dan belum
mendapat surat undangan atau kartu pemilih, silakan datang saja ke TPS
terdekat. Anda bisa cek dimana TPS nama Anda. Bila Anda sudah terdaftar sebagai
pemilih, tetapi tidak menerima kartu pemilih, tetap berhak memilih di TPS
dengan membawa KTP. Praktek menahan atau tidak mengirimkan surat
undangan/kartu pemilih pada orang-orang yang diindentifikasi lawan politik
adalah sering terjadi. Maka jangan sampai hak politik Anda dihilangkan oleh
praktek-praktek semacam ini.
3. Pemilih Ganda
Dalam beberapa pemilu, kadang tim
sukses calon menggunakan pemilih siluman atau pemilih berulang kali coblos. Di
sini pentingnya saksi dari masing-masing calon, untuk mengecek kualitas tinta,
apakah bisa dihilangkan dengan mudah atau tidak (bisa jadi tinta dari KPUD
ditukar). Juga mengecek daftar hadir, bahwa yang hadir sesuai undangan atau ada
tambahan pemilih dari wilayah lain.
4. Pengrusakan Surat Suara
Praktek ini biasa dilakukan terhadap
surat suara dari pihak lawan politik, dirusak misalnya dengan kuku jari ketika
membuka lembaran suara. Ini sangat tergantung orientasi politik dari KPPS atau
petugas TPS setempat. Setiap orang boleh saja punya sikap politik, tetapi
sebagai petugas TPS tidak boleh berbuat curang. Maka tugas saksi maupun warga
(penonton) untuk benar-benar mengawasi ketika petugas membuka lembaran surat
suara.
5. Manipulasi Hasil Suara
Nah, ini yang sering terjadi, karena manipulasi suara dapat dilakukan di
beberapa tahap. Misalnya ketika penghitungan suara di papan selesai dan akan
direkap pada formulir C1, ada peluang dimanipulasi angkanya. Maka saksi maupun
warga yang menonton mesti perhatikan benar ketika direkap (biasanya di akhir
penghitungan energinya sudah capek, konsentrasi berkurang, ini peluang untuk
manipulasi). Peluang berikutnya adalah manipulasi ketika penghitungan
ulang/rekap ulang di kelurahan. DI sini saksi dari masing-masing calon mesti
hadir untuk mengawal prosesnya. Perjalanan berikutnya adalah ketika rekap suara
di tingkat kecamatan, kota maupun KPUD, dimungkinkan juga pengurangan atau
penambahan suara pada calon tertentu. Tetapi ini bisa diminimalisir ketika
setiap saksi memegang C1 atau berita acara maupun mengawal prosesnya sampai ke
KPUD.
BAB III
KESIMPULAN
Di
indonesia saat ini masih belum menemukan pemimpin bangsa indonesia yang
benar-benar bertanggung jawab terhadap rakyat miskin. jadi rakyat indonesia
sangat membutuhkan jiwa pemimpin yang dapat membangun negeri indonesia bebas
korupsi dan kebocoran APBN.agar bisa menangani masyarakat-masyarakat indonesia
yang tidak mampu.dengan presiden yang baru tahun 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar