Sabtu, 28 Juni 2014

politik strategi nasional pemilihan 2014

Kata pengantar
Puji syukur saya panjatkan atas kehadhirat  Allah SWT , karena atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu dan yang berjudul “politik strategi nasional pada pemilihan 2014 “ makalah ini berisikan tentang  visi misi capres sesuai bidang masing-masing. upaya meningkatkan ketahanan nasional  . makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang bangsa indonesia  dalam meningkatkan ketahanan nasional. Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak dan pembaca  dapat membantu dalam penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala pekerjaan kita. Amin.
Depok  29  juni 2014
    
        penyusun

Bab 1
Pendahuluan
1.1           latar belakang
Pemilu adalah pengejewantahan sistem demokrasi, melalui pemilihan umum rakyat memilih wakilnya untuk duduk dalam parlemen, dan dalam struktur pemerintahan. Ada negara yang menyelenggarakan pemilihan umum hanya apabila memilih wakil rakyat duduk dalam parlemen, akan tetapi adapula negara yang juga menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih para pejabat tinggi negara. Di tengah masyarakat, istilah "pemilu" lebih sering merujuk kepada pemilu legislatif dan pemilu presiden dan wakil presiden yang diadakan setiap 5 tahun sekali. Pemilihan umum di Indonesia menganut asas "LUBER" yang merupakan
singkatan dari "Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia". Asal "Luber" sudah ada sejak zaman Orde Baru. Kemudian di era reformasi berkembang pula asas "JURDIL" yang merupakan singkatan dari "Jujur dan Adil".
Sedangkan untuk kesuksesan dalam Pemilu yang akan datang, pendidikan politik harus lebih di sosialisakan karena, untuk saat ini masyarakat masih memikirkan keterpopoleran calon dari pada kemampuannya. Dan masyarakat nantinya tidak mau lagi menerima praktik money politk.  Disini kita tidak hanya mengharapkan dari pihak KPU saja yang memberikan pendidikan politik tetapi bagaimana peran masyarakat umum yang mengetahui untuk membantu dalam hal ini, begitupun mahasiswa, mahasiswa yang dikenal sebagai kaum intelektual maka disini mahasiswa harus selalu membantu mengawasi dan memberikan pendidikan politik tersebut.

Diharapkan kepada parpol-parpol untuk mengirim kader-kader terbaik mereka untuk di calonkan menjadi capres, parpol-parpol tidak hanya mengirimkan orang-orang yang  dilihat dari tinggkat kekayaan dan keterpolaritasannya saja namun juga kader-kader yang berkualitas. Berkualitas disini bagaimana seorang ini juga memiliki pengetahuan yang luas dan jelas dalam bidang ekonomi, politik dan pemerintahan.

1.2           Rumusan Masalah

1.      bagaimanakah cara warga indonesia bisa memilih pemimpin yang benar?
2.      Apakah calon presiden akan membuktikan kebenarannya dalam visi misi mereka?
3.      Masalah apa saja yang sering dihadapi dalam pemilihan umum diindonesia?


1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan baru tentang Politik dan Strategi Nasional  Bangsa Indonesia dan meningkatkan rasa kepedulian pembaca untuk ikut serta dalam membentuk Strategi dan Politik Nasional yang tepat untuk  Bangsa Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian
Dengan membaca makalah ini, penulis berharap agar pembaca sekalian bisa lebih memahami tentang strategi dan politik nasional bangsa Indonesia dan dapat mendapat wawasan yang lebih luas mengenai politik dan strategi nasional dan dapat menggunakan wawasan tersebut untuk menentukan pilihan yang tepat pada pemilihan presiden 9 Juli mendatang.

BAB II
PEMBAHASAN
11.bagaimanakah cara warga indonesia bisa memilih pemimpin     yang benar

Pemilu 2014 adalah anti klimak dari akumulasi permasalahan yang sering terjadi akhir-akhir ini. Luar jawa yang dulu boleh dikata sedikit nurut, kini sudah semakin kritis dalam menyikapi kebijakan yang di anggap menyimpang lalu berani melawan. Budayawan yang dulu sangat berbudaya dalam menyampaikan aspirasinya sekarang sudah terkontaminasi oleh berita media dan berani tampil menggugat lewat argument politiknya hingga terkesan hilang nilai kebudayaannya. Juga pengusaha-pengusaha yang sukses pingin mencicipi pil politik dengan cara mendukung atau memajukan dirinya sendiri sebagai publik politik. Karena merasa didukung akses luar, punya investasi dan pendukung pragmatis.
Lautan buruh juga tak kalah menakutkan apabila nanti kebijakkan kesejahteraan juga tak berpihak pada dirinya. Ormas-ormas yang berhaluan agama saat ini memang lagi diam, tapi deru nafas mereka nanti akan meraung-meraung lagi dengan menampilkan adegan yang anarkis. Inilah yang kita harapkan, tiada lain rakyat Indonesia perlu tokoh yang bisa meredam permasalahan dengan keadilan, meredam kesenjangan dengan kesejateraan juga meredam perbedaan budaya ras dan agama dengan porsi yang sebenarnya. Namun saat ini kita hanya dipertontonkan oleh pemain-pemain politik yang tetap mengutamakan kepentingan partai atau golongan dan yang lebih parah lagi mereka ini harus membayar hutang pada Bandar hingga kepentingan bangsa ini di kesampingkan.
Kembali ke pemilu 2014, semoga kita menemukan tokoh negarawan dan bersatu kembali untuk kkeselamatan serta keutuhan bangsa Indonesia tercinta.
Jangan pernah sekali-kali berpikiran untuk Golput (golongan putih) atau tidak memilih. Ingat, satu suara kita menentukan bangsa dan daerah selama lima tahun yang akan datang. “Jadilah bangsa yang cerdas, pintar, dan berbudaya


22.  Apakah calon presiden akan membuktikan kebenarannya dalam visi misi mereka
Sebagai rakyat biasa yang kurang begitu mengerti tentang keadaan politik sering di buatbingung. Banyak wajah yang diusung kurang familiar di mata kami. Untuk memenuhi kebutuhansehari-hari saja sulit apalagi memikirkan siapa capres pemilu besok. Mereka ini adalah sasaranempuk dalam meraih suara sebanyak-banyaknya. Seperti ungkapan habis manis sepahdibuang. Cukup dengan janji mengatasnamakan rakyat kecil, memberi sumbangan sembako,layanan kesehatan gratis serta membagi-bagikan uang sudah cukup mengambil hati danmerubah citra mereka di depan rakyat.Kita tidak butuh aksi penuh kemunafikan tersebut. Dalam pidatonya bukannya memberikan solusi untuk negara ini malah memprovokasi massanya, tidak jarang menyindir lawan politiknya padahal dirinya sama saja, itu terjadi di kedua kubu baik pemerintahan sekarang maupun oposisi. Bila ada salah satu anggota bahkan ketuanya berbuat salah sekalipun akan dibelah abis-habisan demi nama baik kelompoknya. Kita harus kritis dalam memilih presiden. Presiden gunakan media informasi untuk menyampaikan keinginan kita. Hati-hati cara ini bagai pisau bermata dua, sebab banyak pihak akan memanfaatkannya demi keuntungan pribadi. Berikut kriteria ideal presiden kita

1.      Berketuhanan Beragama belum tentu berketuhanan.Orang yang berketuhanan mampu mengontrol tindak-tanduk, cara berbicara, cara berpikir dan mengamalkan semua ajaranNya. Membawa kedamaian dan cinta kasih bagi sesama. Tuhan hanya mengajarkan kebaikan. Kedekatannya dengan Tuhan memberi keseimbangan antara jiwa dan raga. Semua pekerjaan dilakukan penuh integritas.

2.      Dapat dipercaya Ucapan selaras dengan tindakan Janji tidak hanya sekedar janji tapi disertai bukti. Bukti berupa visi misi yang tertuang dalam bentuk progam-progam terencana lengkap untuk diaplikasikan serta transparan dalam pelaksanaanya.

3.       Menginspirasi Bekerja keras, disiplin tinggi dan pantang menyerah meraih tujuan. Membuktikan pada rakyat dia pantas menduduki jabatan ini. Presiden dan seluruh elemen baik pemerintah maupun masyarakat mensinkronkan mimpi mereka serta bersatu padu dalam mewujudkannya. Jika kita bangsa Indonesia mempunyai mimpi yang sama, rintangan apapun tidak akan menjadi persoalan. Presiden juga senantiasa memotivasi pada semua untuk mengerahkan kemampuan terbaik dalam bidang apapun yang ditekuni.

4.       Cermat Punya kemampuan memilih The right man for the right place. Menteri sebagai pembantu presiden harus kompeten pada tugasnya msing-masing. Hal ini butuh kejelian presiden saat memilihnya. Memahami pola sebab akibat pada keputusan yang diambi karena menyangkut kepentingn luas. Semua informasi yang diterima dicek terlebih dahulu kalau perlu dilakukan investigasi mendalam. Mendengar dari semua sisi. Selalu bersikap awas.
4.

5.       Berwawasan luas Diperlukan pemahaman khusus untuk mengerti topik yang terus berkembang. Hal ini menghindari dirinya dimanipulasi oleh suatu pihak atau mencegah masuk perangkap lawan. Pentingnya berpikir outside of the box.

6.       Berpikir terbuka Tidak kaku menerima pendapat orang lain. Selain ide lebih bervariatif, semua orang jadi merasa ikut ambil bagian dalam membuat keputusan dan mempererat tali persaudaraan.

7.      Merakyat Terjun langsung dan berinteraksi dengan rakyat. Melihat dengan mata kepala sendiri kondisi nyata di lapangan. Mendengar aspirasi mereka. Tidak merasa superior karena apalah arti presiden jika tidak mendapat dukungan dari rakyat. Merasa senasib dan sepenanggungan dengan mereka, susah senang di angkat bersama-sama.

8.       Rasa nasionalisme Budaya adalah identitas bangsa di mata dunia maka wajib dilestarikan. Setiap daerah diberi kewenangan mengembangkan budayanya sendiri. Berbahasa Indonesia yang baik dan benar karena itu adalah bahasa persatuan. Menanamkan rasa cinta dan bangga pada tanah air Indonesia pada dirinya sendiri dan semua rakyat.

9.      Mempunyai landasan Landasan negara kita adalah UUD 1945 dan Pancasila. Ideologi tersebut yang digunakan untuk memimpin negara ini. Tanpa landasan, presiden akan mudah disusupi oleh ideologi luar yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

10.   Adil Indonesia merupakan negara hukum. Siapa melanggar harus ditindak tegas tidak peduli dia dari golongan mana. Tidak pernah mengistimewakan pihak tertentu yang akan menimbulkan kecemburuan. Pelaksanaan seimbang antara hak dan kewajiban. Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Contohnya, pembangunan jangan hanya di kota-kota besar saja tapi seluruh wilayah Indonesia sehingga tidak terjadi penumpukan kepadatan. Hal ini berlaku juga untuk aliran dana.
10.


  3.  Masalah apa saja yang sering dihadapi dalam pemilihan umum diindonesia

1. Politik Uang
Ini bisa berupa serangan fajar, kunjungan malam hari atau dibayar setelah mencoblos di TPS. Sebaiknya bila Anda mendapat iming-iming uang ditolak saja. Bila nanti ada yang melaporkan, maka baik pemberi maupun penerima bisa kena sanksi hukum. Sebaliknya juga ketika Anda melihat praktek politik uang, laporkan ke Panwaslu di TPS/Kelurahan. Kalau Anda suka mengutuk anggota DPR, pejabat pemerintahan yang korupsi di televisi, maka jangan ikut-ikutan seperti mereka.



2. Tidak Terima Surat Undangan
Kalau Anda punya KTP dan belum mendapat surat undangan atau kartu pemilih, silakan datang saja ke TPS terdekat. Anda bisa cek dimana TPS nama Anda. Bila Anda sudah terdaftar sebagai pemilih, tetapi tidak menerima kartu pemilih, tetap berhak memilih di TPS dengan membawa KTP. Praktek menahan atau tidak mengirimkan  surat undangan/kartu pemilih pada orang-orang yang diindentifikasi lawan politik adalah sering terjadi. Maka jangan sampai hak politik Anda dihilangkan oleh praktek-praktek semacam ini.

3. Pemilih Ganda
Dalam beberapa pemilu, kadang tim sukses calon menggunakan pemilih siluman atau pemilih berulang kali coblos. Di sini pentingnya saksi dari masing-masing calon, untuk mengecek kualitas tinta, apakah bisa dihilangkan dengan mudah atau tidak (bisa jadi tinta dari KPUD ditukar). Juga mengecek daftar hadir, bahwa yang hadir sesuai undangan atau ada tambahan pemilih dari wilayah lain.

4. Pengrusakan Surat Suara
Praktek ini biasa dilakukan terhadap surat suara dari pihak lawan politik, dirusak misalnya dengan kuku jari ketika membuka lembaran suara. Ini sangat tergantung orientasi politik dari KPPS atau petugas TPS setempat. Setiap orang boleh saja punya sikap politik, tetapi sebagai petugas TPS tidak boleh berbuat curang. Maka tugas saksi maupun warga (penonton) untuk benar-benar mengawasi ketika petugas membuka lembaran surat suara.







5. Manipulasi Hasil Suara

Nah, ini yang sering terjadi, karena manipulasi suara dapat dilakukan di beberapa tahap. Misalnya ketika penghitungan suara di papan selesai dan akan direkap pada formulir C1, ada peluang dimanipulasi angkanya. Maka saksi maupun warga yang menonton mesti perhatikan benar ketika direkap (biasanya di akhir penghitungan energinya sudah capek, konsentrasi berkurang, ini peluang untuk manipulasi). Peluang berikutnya adalah manipulasi ketika penghitungan ulang/rekap ulang di kelurahan. DI sini saksi dari masing-masing calon mesti hadir untuk mengawal prosesnya. Perjalanan berikutnya adalah ketika rekap suara di tingkat kecamatan, kota maupun KPUD, dimungkinkan juga pengurangan atau penambahan suara pada calon tertentu. Tetapi ini bisa diminimalisir ketika setiap saksi memegang C1 atau berita acara maupun mengawal prosesnya sampai ke KPUD.

BAB III
KESIMPULAN
Di indonesia saat ini masih belum menemukan pemimpin bangsa indonesia yang benar-benar bertanggung jawab terhadap rakyat miskin. jadi rakyat indonesia sangat membutuhkan jiwa pemimpin yang dapat membangun negeri indonesia bebas korupsi dan kebocoran APBN.agar bisa menangani masyarakat-masyarakat indonesia yang tidak mampu.dengan presiden yang baru tahun 2014.